20/04/2024

youplusdallas.com – berita informasi terbaru dan terpercaya dallas

youplusdallas memberikan berita informasi terbaru dan terpercaya dallas

Beberapa Jenis Burung Cekakak, Beserta Ulasan

www.youplusdallas.comBeberapa Jenis Burung Cekakak, Beserta Ulasan. Nama burung Cekakak mengandung “udang”, dan bentuk serta berwarna mirip sama warna udang. Burung ini ukurannya kecil srta memiliki berbagai kombinasi warna cerah, (oranye-biru-putih). Warna utama tubuh manusia terutama dihiasi warna jingga, seperti udang segar yang baru ditangkap.

Alasan mengapa burung udang dinamakan udang adalah karena kaitannya dengan burung udang. Burung ini termasuk dalam keluarga Alcedinidae atau sekelompok burung yang disebut kingfishers. Kingfisher sendiri merupakan salah satu dari banyak jenis burung yang ada di Indonesia, dan hampir 45 jenis dapat ditemukan di negara ini.

Dari 45 spesies tersebut, 18 spesies merupakan Cekakak . Di Indonesia, seluruh 45 spesies burung diklasifikasikan sebagai burung yang dilindungi secara hukum. Kesamaan paling mencolok antara spesies dapat ditemukan pada tawa dan udang raja. Kebiasaan dan tingkah laku kedua burung ini hampir sama, terutama di alam liar.

Untuk menambah pemahaman Anda tentang burung kotak-kotak ini, mari kita lihat jenis-jenis berikut ini. Pastikan juga Anda memperhatikan gambar masing-masing burung, agar Anda bisa membedakan spesies yang satu dengan yang lainnya.

Baca Juga: Jenis Ikan Mas/Karper, Ciri Fisik & Karakteristiknya

1. Cekakak-pita Bidadari / Fairy Paradise Kingfisher (Tanysiptera nympha)

Jenis kingfisher pertama yang perlu Anda pahami adalah bidadari parang-pita. Dari namanya saja kita pasti sudah tahu kalau warna bulu burung ini sangat indah. Nama latin burung ini adalah Tanysiptera nympha, yang diklasifikasikan oleh G.R. Gray pada tahun 1840.

Ukuran burung ini tidak terlalu besar atau terlalu kecil, sekitar 32 cm dari kepala hingga ekor. Kebanyakan ratu sabuk surgawi memiliki mahkota biru, dan mantel mereka cenderung berwarna hitam pekat dan merah muda terang di bawahnya. Warna bryozoa lebih terlihat seperti pink, dengan bulu pendek di bagian tengah ekor dan ujung berwarna putih.

Suara malaikat pita pendeta ini unik dan berbeda dari jenis tawa lainnya. Penyebarannya di Indonesia meliputi wilayah barat hingga utara Papua. Ia hidup di alam liar di hutan dan bakau di daerah perbukitan. 

2. Cekakak-pita Dada-jingga / Buff-breasted Paradise Kingfisher (Tanysiptera sylvia Gould)

Burung kedua adalah pita oranye. Yang pasti bulu burung ini cantik, terutama bagian dadanya yang berwarna jingga. Nama latin burung ini adalah “Tanysiptera sylvia” dan ditemukan oleh Gould pada tahun 1850.

Ukuran burung dada oranye bisa dikatakan cukup besar, karena mencapai 37 cm. Bagian tengah punggung berwarna cerah dan cenderung putih. Tubuh bagian bawah terutama berwarna jingga, putih hingga ekor. Saat burung masih muda, penampilannya akan terlihat seperti burung kotak-kotak biasa.

Kadal pita dada oranye bersuara, dan getarannya bergemerincing dengan nada yang berkurang. Burung itu sendiri terbagi menjadi 4 spesies khusus dengan sebaran berbeda.

  • Daerah Australia timur-laut sampai dengan Papua bagian selatan.sylvia : Gould, 1850.
  • Daerah Papua utara sampai dengan S. Kemp Welch.salvadoriana : E. P. Ramsay, 1879.
  • Daerah Duke of York dan New Britain.nigriceps : P. L. Scalter, 1877.
  • Daerah Gugus Kepulauan Bismarck.leucura : Neumann, 1915.

3. Cekakak-pita Kecil / Little Paradise Kingfisher (Tanysiptera hydrocharis)

Burung kedua adalah pita oranye. Yang pasti bulu burung ini cantik, terutama bagian dadanya yang berwarna jingga. Nama latin burung ini adalah “Tanysiptera sylvia” dan ditemukan oleh Gould pada tahun 1850.

Ukuran burung dada orange bisa dikatakan cukup besar, karena mencapai 37 cm. Bagian tengah punggung berwarna cerah dan cenderung putih. Tubuh bagian bawah terutama berwarna jingga, putih hingga ekor. Saat burung masih muda, penampilannya akan terlihat seperti burung kotak-kotak biasa.

Kadal pita dada oranye bersuara, dan getarannya bergemerincing dengan nada yang berkurang. Burung itu sendiri terbagi menjadi 4 spesies khusus dengan sebaran berbeda.

4. Cekakak-pita Numfor / Cobalt Paradise Kingfisher (Tanysiptera carolinae Schlegel)

Jenis burung kemudian disebut nomor pita pendeta. Nama numfor diambil dari habitat pulau di kawasan Teluk Cendrawasih Papua. Schlegel pertama kali mengklasifikasikan burung itu dalam bahasa Latin pada tahun 1871, bernama Tanysiptera carolinae.

Ukuran burung kotak-kotak sekitar 36 cm hingga 38 cm. Ukurannya cukup untuk jenis pemeriksaan ini. Yang membedakan burung ini dengan gelak tawa biasa adalah warna pantatnya. Hampir semua bulu di bagian bawah tubuh burung ini berwarna biru. Itu kaku dan kakinya berwarna kuning cerah.

Penyebaran burung ini merupakan daerah endemik di Pulau Numfor Teluk Cendrawasih, Papua. Di pulau cantik ini, sabuk tawa biasanya mendiami vegetasi pantai.

5. Cekakak-pita Kofiau / Kofiau Paradise Kingfisher (Tanysiptera ellioti)

Burung cekakak dari pita kofiau adalah sejenis burung kotak-kotak yang pertama kali dikelompokkan oleh Sharp sebagai Tanysiptera ellioti pada tahun 1869. Ukuran burung ini sangat besar, sekitar 33 cm hingga 43 cm untuk ekornya.

Mahkota burung berwarna biru muda, bagian bawah berwarna putih dengan kipas biru. Tunggirnya berwarna putih, dan ekornya juga putih. Hukum motif kotak muda akan berwarna coklat keemasan dengan ekor pendek.

Burung ini menyebar di Pulau Cofeo di wilayah Kepulauan Papua Barat. Pendeta Kofi Pita sebagian besar akan tinggal di bawah kanopi rawa dan Hutan Bama. Ini sangat agresif dan teritorial.

6. Cekakak-pita Biak / Biak Paradise Kingfisher (Tanysiptera riedelii)

Anda juga perlu tahu burung kotak-kotak cantik lainnya, namanya dengan gelak tawa. Burung kotak-kotak ini pertama kali diklasifikasikan oleh Verreaux pada tahun 1866. Dinamakan Tanysiptera riedelii, dan merupakan salah satu anak ayam dengan ekor yang ramping.

Panjang tubuh hingga ekor bervariasi dari 36 cm hingga 40 cm. Warna biru muda melekat pada hampir seluruh bagian burung ini, terutama dari mahkota hingga leher bagian atas dan punggung. Di bawah tubuhnya ada ekor putih.

Di Pulau Biak, Pulau Supiori dan kawasan hutan rawa di sekitar Telu Cendrawasih, Anda akan menemukan zona penangkaran yang buruk. Perilaku burung itu kesepian dan sangat agresif terhadap wilayahnya. Makanannya adalah laba-laba dan beberapa jenis serangga hutan.

7. Cekakak-pita Biasa / Galatea Paradise Kingfisher (Tanysiptera galatea)

Pemeriksa pita biasa adalah tawa yang lembut dan ringan. Ini pertama kali lahir pada tahun 1859 oleh G.R. Gray, nama latinnya Tanysiptera galates. Keunikan pita biasa terlihat dari warna paruhnya yang indah.

Ukurannya 33 hingga 43 cm dan memiliki paruh merah. Mahkota berwarna biru muda dengan tonjolan putih. Bagian bawah tubuhnya berwarna coklat dan rambutnya ramping. Kelengkapan warna pada burung ini membuatnya terlihat sangat cantik.

Suara tawa grup musik biasa berubah dari nada lembut jatuh ke nada tinggi lambat. Saat burung senang, suara akan terdengar lebih merdu. Ada sekitar 15 spesies burung ini, tersebar di berbagai daerah.

8. Cekakak-hutan Dada-sisik / Scaly-breasted Kingfisher (Actenoides princeps)

Cekakak-Dada-Hutan Sisik merupakan burung kost dengan ciri khas dada bersisik. Reichenbach mengklasifikasikan burung ini sebagai aksi garis pada tahun 1851. Karena ukurannya yang besar, burung ini mampu menarik perhatian siapapun yang melihatnya.

Ukurannya sekitar 26 sampai 28 cm, dengan paruh coklat kekuningan dan kepala biru. Khusus untuk burung hutan betina dengan dada bersisik memiliki jenggot dan alis yang indah. Khusus untuk ras raja, hampir seluruh bagian tubuh bagian atas dan bawah tidak bersisik.

Penyebaran burung ini di daerah endemik Sulawesi sulit ditemukan. Biasanya burung ini hidup di daerah yang lebih tinggi yaitu sekitar 900 hingga 2000 meter.

9. Cekakak-hutan Tunggir-hijau / Green-backed Kingfisher (Actenoides monachus)

Seperti namanya, burung hutan hijau ini memiliki warna hijau di banyak bagian tubuhnya. Bonaparte mengklasifikasikan burung ini sebagai acteniodes monachus pada tahun 1850. Burung ini merupakan burung kotak-kotak dengan ukuran yang besar.

Ukuran tubuhnya bisa mencapai 31 cm hingga 33 cm. Perutnya merah, dan kepalanya biru atau hitam. Punggungnya berwarna zaitun murni dan ekornya hijau. Bagian perut berwarna merah ke arah belakang tubuh.

Burung ini memiliki 2 subspesies berbeda di daerah endemik Sulawesi. Kemungkinan besar Anda tidak akan menemukan burung ini dengan mudah karena memang tidak umum. Habitat utamanya berada di kawasan hutan purba di ketinggian 900 meter.

10. Cekakak-hutan Melayu / Rufous-collared Kingfisher (Actenoides concretus)

Nama latin dari Malay Forest Checkakak adalah actenoides concretus. Burung itu diklasifikasikan oleh Temminck pada tahun 1825. Hutan Cekakak-Melayu bukanlah burung yang besar, karena dibandingkan dengan komedo lainnya, ukuran tubuhnya hanya bisa mencapai sekitar 23 cm.

Burung ini memiliki warna yang unik yaitu hijau pada tajuk, merah berkarat dan biru pada bagian tubuh lainnya. Matanya dihiasi garis-garis hitam oranye tua di tubuh bagian bawah.

Suara burung ini sangat keras dan tinggi. Burung ini pemalu dan sulit ditemukan karena suka bersembunyi. Kediamannya terletak di daerah perbukitan Sumatera, antara lain Bangka-Belitung dan Mentawai.

Baca Juga: Gerakan Keagamaan dalam Kebudayaan

11. Cekakak Tunggir-putih / Glittering Kingfisher (Caridonax fulgidus)

Jubah berujung putih adalah burung berekor hitam yang sangat besar. Burung ini pertama kali diperkenalkan oleh Gould pada tahun 1857 dan nama latinnya adalah caridonax fulgidus. Karena ukurannya sendiri besar, sekitar 30 cm.

Pendeta biru-putih itu memiliki paruh merah dan kepala hitam. Meski punggung burung ini berwarna biru, namun hampir seluruh bagian bawah tubuhnya berwarna putih. Bergantung pada jenis kelamin dan usia burung, warnanya bisa bervariasi.

Ras tawa hitam putih menyebar di daerah endemis Nusa Tenggara Timur. Ini terdiri dari dua spesies utama, yaitu fulgidus dan gracilirostris, keduanya hidup di dekat Lombok dan Sumbawa. Burung ini mudah ditemukan di hutan Orimer dan hutan lembab sekunder.

12. Cekakak Pantai / Beach Kingfisher (Halcyon saurophaga)

Karena mereka tinggal di pantai, mereka sangat unik. Nama latin burung ini adalah Halcyon saurophagis, yang pertama kali diklasifikasikan oleh Gould pada tahun 1843. Meski panjang tubuhnya kurang dari 30 cm, ia sangat besar.

Hampir seluruh bagian tubuh berwarna putih terutama punggung, bagian bawah dan kepala. Sayap dan ekornya berwarna biru. Semua jenis jantang dan Cekakak Pantai betina memiliki kesamaan fisik yang sama.

Burung ini tersebar di beberapa tempat, seperti Maluku Utara, Papua Barat, New Britain dan New Ireland. Tidak semua ayam pantai hidup berpasangan di sepanjang pantai, karena ada juga pasangan kecil yang hidup sendiri.

13. Cekakak Talaud / Talaud Kingfisher (Halcyon enigma)

The talaud atau kingfisher talaud merupakan burung dengan nama latin halcyon enigma atau nama lain todiramphus enigma. Pada tahun 1904, Hartert adalah orang pertama yang mengklasifikasikan burung ini sebagai burung kotak-kotak. Ukuran burung ini sangat kecil, hanya sekitar 21 cm.

Biasanya Pastor Dara adalah burung berukuran lebih kecil yang menyerupai tawa. Warna di punggung seringkali hijau, dan warna mahkotanya hampir sama. Tempat penyebaran burung ini merupakan daerah endemik Kepulauan Talau di Provinsi Sulawesi Utara.

Anda bisa dengan mudah menemukan burung ini di kawasan hutan dan tepi hutan. Selain itu, burung tersebut juga bisa dilihat di sepanjang sungai. Pengecekan kekang biasanya di tengah hutan, menunggu mangsa di tengah kanopi.

14. Cekakak Sungai / Collared Kingfisher (Halcyon chloris)

Kingfisher sungai adalah kingfisher berukuran sedang. Boddaert mengklasifikasikan burung ini sebagai todiramphus chloris pada tahun 1783. Seperti namanya, burung ini hidup di kawasan hutan dekat sungai. Inilah mengapa burung ini dinamai Sungai Sekanak.

Ikan buntal yang panjangnya tidak lebih dari 24 cm merupakan burung kecil. Warna utama burung ini putih dan biru. Ekor, sayap, punggung dan mahkotanya berwarna biru kehijauan. Kerah dan tubuh bagian bawah berwarna putih bersih.

Ada sekitar 49 subspesies spesies inspeksi sungai yang tersebar di berbagai wilayah. Habitat burung ini berada di daerah terbuka terutama di sepanjang pantai dan sungai. Makanan mereka berupa udang, katak, siput, ikan kecil dan serangga. Burung ini juga akan berburu di dekat perkebunan dan memasuki pemukiman manusia.

15. Cekakak Murung / Sombre Kingfisher (Halcyon funebris)

Burung murung memiliki nama lain todiramphus funebris. Pada tahun 1850, burung ini diklasifikasikan oleh Bonaparte dengan nama latin cycy funebris. Dibandingkan dengan jenis burung kotak-kotak lainnya, ukuran burung ini tidak terlalu besar, karena ukurannya hanya 19 hingga 22 cm.

Penutup kepala dan mahkota pada badan berwarna hitam, serta terdapat garis putih panjang dari alis hingga tengkuk. Tubuh bagian bawah berwarna putih dengan bintik-bintik hitam. Tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun. Untuk pendeta wanita yang tenggelam, tubuh bagian atas berwarna coklat zaitun tua.

Burung ini menyebar di daerah endemik dari Maluku Utara hingga Ternate dan Tidore. Anda kemungkinan besar tidak akan menemukan burung ini dengan mudah karena ia hidup terutama di hutan rawa bagian dalam. Makanan mereka termasuk kadal, ular, dan belalang.

16. Cekakak Australia / Sacred Kingfisher (Halcyon sancta)

Cekakak Australia memiliki nama lain yaitu Todiramphus sanctus. Pada tahun 1827, Vigors & Horsfield mengklasifikasikan burung ini dengan nama latin Halcyon sancta. Ukuran burung ini sedang, tidak besar, sekitar 22 cm. Bentuk dan warna tubuhnya lebih mirip balok dasar sungai.

Anda dapat melihat dengan jelas warna biru, putih, Australia, dan hitam hanya dengan satu pandangan. Tubuh bagian atas dari kepala hingga ekor berwarna biru, sedangkan tubuh bagian bawah berwarna putih. Perbedaan burung ini dengan cakar sungai terletak pada ukurannya. Burung itu kecil dan kecil.

Suara cekikikan orang Australia memang unik, tetapi karena burung ini jarang memanggil, ia tidak selalu bisa didengar. Burung ini memiliki 5 subspesies berbeda dengan lokasi sebaran berbeda. Dari Australia ke Selandia Baru. Anda akan dengan mudah menemukannya di hutan mangrove.

17. Cekakak Kalung-coklat / Cinnamon-banded Kingfisher (Halcyon australasia)

Burung itu pertama kali diklasifikasikan oleh Vieillot pada tahun 1818 dengan nama latin Halcyon australasia. Dibandingkan dengan semua jenis burung kotak-kotak, burung kotak-kotak berleher coklat berukuran sedang, tidak terlalu besar atau kecil. Ukurannya hanya 21 cm.

Mahkota burung ini dihiasi warna merah berkarat, dan mata di belakang leher berwarna hitam. Tubuh bagian bawah berwarna kuning dengan sayap biru. Penyebaran burung ini berada di daerah endemik Nusa Tenggara, dan terdapat 5 subspesies yang hidup di daerah berbeda.

Burung berkerah coklat bukanlah burung biasa karena habitatnya berada di kawasan hutan yang lebih tinggi dan tingkat dua. Habitatnya di hutan bisa mencapai ketinggian 600 m dpl.

18. Cekakak Torotoro / Yellow-billed Kingfisher (Halcyon torotoro)

Nama latin burung ini adalah Waxwing Torotoro . Pertama kali diklasifikasikan dengan nama ini pada tahun 1827. Torotoro juga memiliki nama lain yaitu Syma torotoro. Burung ini merupakan burung kotak-kotak, berukuran kecil dan lucu. Panjang tubuhnya hanya mencapai 18 hingga 20 cm.

Punggung dan sayap berwarna biru kehijauan, sedangkan punggung dan ekor berwarna biru. Kepala burung jantan cenderung berwarna coklat, dengan paruh berwarna kuning dan bercak hitam. Pada saat yang sama, torotoro muda memeriksa bahwa burung itu memiliki paruh hitam.

Burung ini memiliki suara melolong yang unik dan manis seperti peluit. Penyebaran dari Papua hingga Australia. Ada lebih dari 3 subspesies burung di wilayah sebaran yang berbeda. Tempat tinggalnya terletak di daerah Bamalin dan hutan sekunder.

19. Cekakak Gunung / Mountain Kingfisher (Halcyon megarhyncha)

Cekakak Gunung  memiliki nama lain, yaitu Syma megarhyncha dan nama latin Halcyon megarhyncha. Burung ini merupakan jenis burung Cekakak dengan panjang sekitar 22 cm, dan biasanya hampir sama dengan burung Cekakak Torotoro . Satu-satunya perbedaan adalah paruhnya.

Tokek gunung memiliki tanda hitam di bagian atas paruhnya yang memanjang hingga ke ujung paruhnya. Punggung dan sayap berwarna biru kehijauan, dan kepalanya berwarna coklat-kuning. Bunyinya hampir mirip dengan Toro Toro Kingfisher, namun burung ini akan menjadi parau.

Tepatnya di Pegunungan Abbott, burung ini tersebar di dekat Papua. Tempat tinggal burung ini berada di sekitar pegunungan di ketinggian 2.100 meter. Saat bertengger di pohon, burung ini mencari mangsa di tanah.

20. Cekakak Rimba / Forest Kingfisher (Halcyon macleayi)

Nama lain dari burung Cekakak Rimba adalah Todiramphus macleayii. Jardine dan Selby memberinya nama Latin Halcyon macleayii pada tahun 1830. Pengawas hutan adalah seekor burung, ukurannya sangat kecil, sekitar 20,5 cm. Bagian bawah dan kerah berwarna putih, sedangkan mahkotanya biru.

Beberapa burung kotak-kotak hutan memiliki jenis warna yang berbeda. Untuk ras penduduk, warna punggungnya biru muda, sedangkan ras imigran dari Australia berwarna biru. Dapat dikatakan bahwa suara burung itu merdu dan merdu, mirip dengan tawa dewa.

Menurut spesiesnya, ada tiga wilayah persebaran burung kotak-kotak, yaitu Papua dan Semenanjung Cape York di Australia. Burung ini bisa hidup berpasangan atau sendirian di tempat terbuka. Mangsa mereka termasuk katak, reptil, dan beberapa arthropoda besar.